lautselatan

lautselatan
Togetherness-Mizumouza

Senin, 06 September 2010

Malam Lailatul Qadar

Lailatul Qadar

Pada sepertiga terakhir Ramadhan, umat Islam dianjurkan mengolah spiritualitasnya dengan ber-ikitikaf guna mendapatkan apa yang disebut "lailatul qadar", sebuah malam yang menentukan perubahan. Dengan mendapatkan lailatul qadar lengkap sudah paket pelatihan kepribadian muslim (Muslim Character building) pada bulan Ramadhan, suatu paket pelatihan menyeluruh untuk meraih taqwa.

Iktikaf ditujukan untuk sejenak melupakan hingar-bingar keriuhan dan kegemerlapan dunia dengan cara mendekatkan diri sepenuhnya kepada Allah swt Sang Khaliq Pencipta alam. Iktikaf secara khusus sangat dianjurkan pada sepertiga malam terakhir bulan Ramadhan di masjid.

Iktikaf dilakukan pada malam hari. Hal ini karena Islam sangat menghargai sekaligus mendorong umatnya untuk berkerja dan berkarya. Siang hari adalah saatnya bekerja dan berkarya, meraih prestasi duniawi. Itulah alasa mengapa iktikaf dilakukan pada malam hari. Selain itu, malam hari adalah saat yang tepat untuk merenung, berefleksi di tengah sunyi-nyenyaknya tidur kebayakan orang.

Iktikaf pada bulan suci Ramadhan sering dikaitkan dengan dalam dalam rangka mendapatkan lailatul qadar. Rasulullah sendiri tidak pernah absen beriktikaf selam 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat. Hadits dari Aisyah menyatakan bahwa lailatul qadar ada pada 10 hari terakhir Ramadhan."Dari Aisyar R.A, sesungguhnya Nabi SAW. bersabda: "Dapatkanlah lailatul qadar pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan"" (H.R. Muslim)

Motivasi Spiritual untuk Perubahan

Sebagian Muslim memahami lailatul qadar sebagai fenomena yang kasat mata.Tetapi tidak jarang mereka menjadi kecewa karena merasa telah beriktikaf sepanjang 10 hari terakhir bulan Ramadhan namun tidak menjumpai lailatul qadar.

Memang ada beberapa riwayat yang menuturkan tanda-tanda alam lailatul qadar. Pemahaman lailatul qadar sebagai fenomena kasat mata karena itu tidak sepenuhnya salah. Tetapi hemat penulis, lailatul qadar perlu lebih dipahami sebagai malam mulia. Lailatul qadar itu seumpama tamu agung suci yang hanya mendatangi dan menemui orang-orang yang telah suci jiwa dan raganya setelah hampir sebulan menjalankan ibadah puasa, mensucikan diri dan hatinya secara terus-menerus dan ikhlas.

Dengan demikian, lailatul qadar tidak bisa diraih secara instant, potong kompas dan semacamnya. Lailatul qadar bukan seperti birokrasi kita saat ini yang telah banyak disuap dan dimanipulasi. Bukan pula lembaga penegakan hukum yang mudah didudupi mafia keadilan. Lailatul qadar adalah malam mulia, malam yang menentukan untuk perubahan. Lailatul qadar lebih mulia, ebih baik dari 1000 bulan, setara 83,3 tahun usia manusia. Lailatul qadar adalah momen pencapaian motivasi spiritual yang menentukan agenda perubahan ke arah lebih baik dari pelatihan kebaikan melalui puasa ramadhan.

Tips Iktikaf Meraih Lailatul Qadar

Lailatul Qadar tidak bisa diraih secara instant dan tergesa-gesa. Ia adalah malam yang suci, dan hanya orang-orang dengan hati, jiwa dan raga yang suci pula yang bisa merasakan kehadirannya. Maka sucikanlah puasa Anda sepenuh hati,seutuh niat dan pikiran Anda, dan segenap jiwa raga jika ingin merasakan kehadiran lailatul qadar.