lautselatan

lautselatan
Togetherness-Mizumouza

Minggu, 11 April 2010

Akal, Dunia dan Akhirat


Dunia ini adalah alam yang fana dan bohong belaka. Keindahan alam dunia Allah Swt ciptakan adalah agar manusia mengenal kepada Allah Swt. Itulah maksud Allah Swt. menciptakan akal. Adanya langit, matahari, bintang, bulan, lautan, gunung-gunung adalah agar manusia paham siapa yang menciptakannya. Agar akal manusia paham bahwa dibalik semua itu ada yang menciptakan dan yang mengaturnya. Maka nanti ketika kita mati maka akal kita akan ditanya untuk apa digunakan selama hidup di dunia. Tanggung jawab akal kita yang pertama harus kita tunaikan adalah bagaimana akal kita ini mengenal dan memahami Allah Swt.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan?, Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?, Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (Al Ghaasyiyah 17-20)

Akal adalah karunia yang Allah Swt berikan kepada manusia, yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Allah Swt yang lain. Ketinggian derajat manusia dibandingkan dengan mahkluk yang lain adalah karena manusia memiliki akal. Namun Allah Swt menghendaki agar akal kita digunakan untuk memikirkan tentang keberadaan dan keEsaan Allah Swt. Jika akal manusia digunakan untuk memikirkan keberadaan dan keEsaan Allah maka manusia akan mengenal Allah Swt. Dan akal manusia akan menjadi bernilai di sisi Allah Swt.. Padahal akal manusia yang Allah ta’ala ciptakan memiliki kapasitas dan kemampuan berpikir yang luar biasa.

Di dalam otak manusia dimana manusia menggunakan akalnya terdiri dari 200 Milyar sel otak, Mampu menampung 100 Milyar bite informasi (bandingkan dengan hardisk komputer kita), Kecepatan berpikir hingga 300 mil/jam, Konfigurasi 100 trilyun hubungan yang mungkin, Kapasitas 4.000 pikiran dalam 24 jam.

Allah Swt telah menciptakan suatu komponen yang tak terbayangkan di dalam tubuh kita yaitu akal. Dengan kemampuan akal manusia tersebut maka manusia sebenarnya mampu untuk menggunakan akalnya untuk menyimpan jutaan informasi tentang keberadaan dan kebesaran Allah Swt. Akan tetapi saat ini kita sekarang masih menggunakan sebagian kecil akal kita hanya untuk mendalami dan mempelajari tentang keduniawian. Bahkan sebagian orang telah mengotori akal dan pikirannya untuk memikirkan bagaimana bermaksiat kepada Allah Swt.

Kita sering melihat langit, matahari, bintang, gunung-gunung, petir dan ciptaan-ciptaan Allah yang lain, tapi akal kita senantiasa jarang menghubungkan bahwa dibalik itu semua ada sesuatu yang Maha Dahsyat yang menciptakannya. Ketika kita melihat laut tidak terpikir dalam akal kita betapa Allah Swt luar biasa sekali menciptakannya dan mensuplai air yang tak pernah habis sejak jaman dulu kala. Ketika kita melihat indahnya warna bunga-bunga kita hanya sanggup mengaguminya tanpa berpikir betapa indahnya Allah ta’ala menciptakan warna-warna pada bunga. Ketika kita melihat api yang panas kita terlalu sering lupa bahwa yang menciptakan sifat panas pada api adalah Allah Swt. Ketika kita melihat petir maka tidak timbul rasa takut dalam diri kita betapa Allah ta’ala menciptakan petir untuk bertasbih memujiNya. Sekarang ini kebanyakan kita menggunakan akal adalah untuk memenuhi kebutuhan nafsu dan syahwatnya.

Padahal maksud lain Allah ta’ala menciptakan akal juga adalah untuk manusia berpikir bahwa di dunia ini semuanya serba terbatas. Ada kehidupan dan kematian, ada awal dan akhir. Akan tetapi kebanyakan kita sering melupakan hal tersebut. Kebanyakan kita selalu berangan-angan panjang tentang dunia dan selalu memikirkan kesejahteraan hidup di dunia akan tetapi melupakan akhirat. Manusia terlalu sering sibuk dan disibukkan dengan hal-hal yang bersifat dunia. Dibalik kehidupan dunia yang fana ini sebenarnya telah menghadang suatu alam ghaib yang bernama kubur dan akhirat. “Semua yang bernyawa pasti mengalami kematian”. Dan jika nanti kita mati maka kita akan terheran-heran melihat keberadaan alam akhirat yang sungguh-sungguh berbeda dengan alam dunia baik dari sisi dimensinya maupun waktunya. Rasulullah saw. adalah manusia satu-satunya yang pernah diperlihatkan tentang alam akhirat. Beliau mengabarkan bahwa batu neraka yang paling kecil adalah sebesar seluruh gunung yang ada di muka bumi ini. Beliau juga mengabarkan bahwa alam akhirat panjang waktunya adalah 1 hari akhirat sama dengan 1000 tahun dunia untuk orang yang beriman dan 50.000 tahun dunia untuk orang yang mengingkarinya. Dan alam akhirat adalah abadi. Tidak ada batasan waktu mengenai alam akhirat. Dikatakan oleh alim ulama bahwa perbandingan besarnya alam dunia dengan alam akhirat ini adalah seperti alam kandungan dengan dunia ini. Jika alam dunia ibarat kandungan seorang wanita maka alam akhirat seperti alam dunia ini. Begitulah perbandingannya. Namun ini mungkin saja hanya sekedar gambaran supaya manusia mudah memahami besaran dan panjangnya waktu alam akhirat. Sesungguhnya alam akhirat tidak pernah terbayangkan besar dan lamanya oleh akal manusia. Maka maksud sebenarnya Allah menciptakan dunia adalah sebagai tempat persinggahan agar manusia banyak-banyak mempersiapkan bekal untuk alam akhirat.

Sayang sekali potensi akal manusia yang begitu luar biasa tidak dipergunakan untuk memikirkan keberadaan alam akhirat. Dunia ini adalah ibarat sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara alam ruh dengan alam akhirat. Alam dunia diapit oleh dua alam yang memiliki dimensi yang besar sekali yaitu alam ruh dan alam akhirat. Alam ruh adalah alam dimana kita pernah tinggal dan berjanji dan mengakui bahwa Allah swt adalah tuhan semesta alam. Ketika kita dihadirkan oleh Allah Swt. ke alam dunia, maka kebanyakan manusia lupa akan janjinya. Dunia adalah tempat persinggahan sementara yang sangat singkat waktunya. Dahulu Rasulullah Saw sering menasehatkan kepada para sahabatnya agar para sahabat senantiasa takut dan menangis akan kedahsyatan alam akhirat. Sehingga ketika Rasulullah menceritakan kedahsyatan alam akhirat para sahabat seperti benar-benar melihat alam akhirat dan kebanyakan mereka berjatuhan pingsan mendengarnya. Para sahabat senantiasa takut akan alam akhirat, sehingga mereka giat dan berlomba-lomba untuk berbuat amal shaleh agar mereka dapat selamat dari azab alam akhirat. Sholat mereka senantiasa membawa rasa takut dan cemas yang luar biasa. Sehingga tak jarang para sahabat dalam sholatnya dijumpai menangis menggigil karena takut akan Allah Swt dan alam akhirat. Sebaliknya kita sholat menangis karena takut akan miskin di dunia.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal”. (AL ANFAAL (Rampasan perang) ayat 2)

Kamis, 08 April 2010

Keadaan Alam Dunia
Diposkan oleh Harin Sabtu, 27 Februari 2010

Udah lama nggak nulis di blog ne, hehehe, bingung mau ngangkat topik apa. Hmmm....
Tapi setelah q tanya seseorang ada ide atau nggak,Alhamdulillah, apa yang dia kasih saran bisa ngasih inspirasi buat penulis, Makasih buat sang pemberi saran....
hehehehe
yah, mungkin masih dalam tema yang sama dengan yang dia saranin tapi berbeda topik, yaitu tentang alam.

Ya, seperti kita semua telah ketahui
bahwa alam ini telah banyak sekali mengalami perubahan. Tetapi, perubahan tersebut bukanlah perubahan menuju ke arah yang lebih baik untuk alam itu sendiri. Kita lihat sekarang banyak sekali pohon-pohon ditebang,
hutan menjadi gundul, kebakaran hutan, dll. Rusaknya hutan berpengaruh sangat besar bagi keadaan alam kita.

Mungkin kita mulai dari fungsi hutan itu sendiri. Hutan memiliki banyak sekali fungsi, dilihat dari masing-masing jenis hutan. Seperti contohnya, hutan lindung untuk melindungi satwa dan flora yang ada di dalamnya. Tetapi, fungsi hutan itu sendiri secara umum adalah sebagai paru-paru dunia, sebagai tempat penyimpanan air, dan masih banyak lagi fungsinya. Hutan juga merupakan tempat tinggal para hewan-hewan.

Tetapi, seperti telah disebutkan di atas, bahwasannya banyak hutan telah rusak. Efeknya? tentu saja keseimbangan alam mulai rusak, bencana alam di mana-mana, banyak satwa yang punah,dll. Kita tahu bahwa hutan adalah paru-paru dunia, hutan menyimpan gas CO2 dari seluruh dunia. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan di dunia sendiri. Ketika industri kendaraan semakin berkembang, banyak pabrik-pabrik baru berdiri, dengan kadar polusi yang tinggi,
tetapi hutan yang dapat menetralisir racun yang dihasilkan kendaraan tersebut malah semakin berkurang. Begitu naifnya dunia ini, ketika orang-orang berlomba untuk menciptakan technologi,menghasilkan alat2 bio-technology, tetapi mereka membuka lahan baru dengan menebang pohon dan menggunduli hutan. Kalau dapat diibaratkan, bagai pedang bermata 2, maju kena, mundur kena. Sehingga muncul gerakan-gerakan yang ingin mencegah terjadinya kerusakan alam lebih lanjut seperti greenpeace, dll. mereka melakukan gerakan kampanye menentang pengrusakan alam.

Setelah itu, penulis berpikir, "apa yang telah aku lakukan untuk alam ini?Alam adalah titipan Yang Maha Kuasa, apakah aku telah melaksanakan amanahku dengan baik?"

ya, itulah pikiran yang muncul di benak penulis. Apa yang telah kita lakukan, apa yang harus kita lakukan?apakah kita harus ikut organisasi semacam greenpeace untuk mewujudkan bentuk kepedulian kita? Setelah berpikir cukup lama, ditemukan jawaban yang cukup melegakan. kita tidak harus ikut organisasi semacam itu. "Bertanggung jawablah terhadap dirimu, orang di sekitarmu, dan alam di sekitarmu", itulah jawaban yang muncul dalam pikiran penulis. Semuanya kita mulai dari diri kita sendiri. Berkaca pada diri sendiri sebelum kita menyalahkan orang lain. Sudahkah kita menjaga alam di sekitar kita?? sudahkah kita membuang sampah pada tempatnya??sudahkah kita menjaga kebersihan kingkungan sekitar kita?Mungkin sudah terlihat jawabannya dari bencana-bencana alam yang terjadi. Banjir, tanah longsor, akibat perbuatan siapa itu?

Sesaat teringat kata-kata seseorang "Tidak dapat dibayangkan, hanya karena 1 sampah kecil, seperti bungkus makanan, banyak nyawa yang harus menanggung akibatnya".

nggak ingin lihat alam yang seindah ini kawan??


Maka dari itu lah teman-teman, disini penulis mengajak kita semua menjaga alam ini, mulai dari diri kita sendiri dan alam sekitar kita. Semoga bermanfaat.